Jumat, 23 Agustus 2019
Kekuatan hati melebihi kekuatan pikiran
Kitab Keajaiban hati
KEKUATAN HATI MELEBIHI KEKUATAN PIKIRAN
Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Memang, tidak diragukan lagi, kalau kekuatan pikiran positif ini dan membawa manusia pada kesuksesan dalam meraih tujuannya. Mereka yang dapat mengarahkan pikirannya selalu kearah positif, maka diyakini bahwa hasilnya adalah sesuatu kehidupan yang positif juga.
Meskipun demikian, kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan keimanan kepada ALLAH, sebaiknya menyadari bahwa bukan hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata. Karena sesungguhnya ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran. Kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.
Tuhan melalui berbagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. Mengajarkan manusia untuk dapat memelihara kejernihan hatinya, sehingga sifat-sifat mulia yang tertanam dalam hati dapat memancar kepermukaan. Karena didalam hati manusia sudah tertanam "built in" percikan sifat-sifat "Illahiah” dari ALLAH Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara sifat-sifat mulia ALLAH yang tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat "powerfull” untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan.
Didalam hati tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Didalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat dimana sifat-sifat mulia dari ALLAH SWT Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci berada didalamnya.
Dengan demikian, kekuatan hati ini sangat "powerfull” dan sangat dahsyat dalam membawa manusia meraih sukses dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih akan melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu betindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.
Hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena Hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati dapat menjadikan hubungan yang lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.
Dalam meraih kesuksesan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah menggunakan kekuatan hati nurani, menggunakan kekuatan kejernihan hati dengan seimbang. Gunakanlah kekuatan hati yang positif, karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia AALLAH SWT Sang Pencipta bersemayam didalam diri kita. Dengan senantiasa menggunakan kekuatan hati, mendengarkan suara hati, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan sukses dan kemuliaan.
Namun, berbagai godaan kehidupan modern seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati terbelenggu. Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar kepermukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.
Jadikanlah hati nurani kita sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Berusahalah menjaga kejernihan hati, agar rahmat dan berkah dari ALLAH senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita.
No.tlpon : 089651892490
Salam Elieboy
Sifat-sifat hati
Kitab Keajaiban Hati
Sifat – Sifat Hati
BISAKAH KITA SEPERTI INI (SIFAT2 HATI)
Untuk lebih jelas akan saya paparkan sifat-sifat hati yang saya maksudkan:
1. Rasa malu kepada Allah karena senantiasa merasa diawasi oleh Allah SWT.
2. Rasa takut dan hebat pada Allah karena terasa diri selalu berada dalam kuasa Allah, sehingga Allah bisa berbuat apa saja seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain.
3. Selalu merasa berdosa pada Allah, bukan hanya di depan manusia karena ada kesalahan tersembunyi yang tidak dapat diketahui seperti dosa-dosa hati. Sebab itu dia selalu menangis seorang diri, bukan di depan orang, karena takut dosanya tidak terampuni.
4. Tidak menunda-nunda urusan dengan Allah karena hati selalu merasa kedatangan maut itu bisa terjadi kapan saja.
. Setiap kali membuat kesalahan yang kecil hatinya merasa takut dan terhina di depan Allah, sehingga cepat-cepat meminta ampun kepada Allah SWT.
6. Setiap kali selesai beramal, hati merasa itu adalah karunia Allah, bukan kemampuan dirinya. Dia tidak merasa bangga karena merasa amalannya tidak sempurna. Karena itu ia mengharapkan belas kasihan dari Allah agar menerima amalannya. 7. Kalau Allah menentukan satu peristiwa terjadi pada dirinya, hatinya akan redha dengan apa yang terjadi tanpa kesal dan keluh-kesah. Dia sadar dirinya yang rendah layak menerima apa pun takdir Allah.
8. Setiap kali melihat pemandangan alam yang indah, hati segera merasakan kebesaran Allah.
9. Kalau dia mendapat kejayaan atau nikmat, hatinya segera merasakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah bukan kemampuan sendiri. Karena itu dia merasa takut pada Allah, karena menyalahgunakan atau kurang mensyukuri nikmat yang diperoleh.
10. Kalau dia menderita kemiskinan atau tidak memperoleh nikmat, hatinya terasa tentram karena dia merasa bebas dari tanggungjawab untuk menjaga amanah Allah.
11. Kalau mendapat musibah seperti sakit, hati bisa merasa tenang karena merasakan bahwa bencana (musibah) adalah kifaraf (balasan) dosanya. Dia merasa lebih baik dihukum di dunia daripada dihukum di akhirat. Penderitaan di dunia adalah pengampunan dosa di akhirat.
12.. Bila mendapat pujian, hati merasa tidak senang sebab pujian itu tidak layak baginya dan bisa merusak rasa kehambaannya.
13. Kalau dikeji atau dihina orang, hatinya merasa kasihan pada orang yang menghinanya dan segera memaafkan orang itu tanpa diminta. Dia merasa bahwa dosanya telah menyebabkan dia dihukum seperti itu. Kalau tidak begitu dia tidak akan mendapat pahala dari penghinaan itu. Sebab itu dia tidak berniat sama sekali untuk membalas perbuatan orang itu.
14. Dia selalu berlapang dada berhadapan dengan aneka ragam manusia dan kesusahan yang manusia timpakan ke atasnya.
15. Dia tidak bangga dengan nikmat, tidak gelisah dengan musibah, tidak merasa tenang dengan pujian dan tidak menderita dengan cacian. Hatinya selalu merasa sebagai hamba yang serba kekurangan dan sangat memerlukan Allah SWT dalam setiap keadaan.
16. Kalau dia melihat atau mengetahui orang membuat maksiat, dia bersyukur pada Allah karena dirinya selamat dari maksiat. Sebab itu dia tidak menghina orang itu bahkan dia merasa kasihan, ingin menolong dengan memberi nasihat. Bahkan dia tidak menaruh sangka jahat pada orang itu. Dia menganggap kesalahan itu adalah karena tidak tahu, lupa ataupun tidak sengaja.
17. Ketika berhadapan dengan orang yang memarahinya, dia tidak ikut marah dan tidak melawan berdebat sekalipun dia benar.
18.. Bila berhadapan dengan kepandaian orang lain, dia akan menerima ilmu atau kebenaran sekalipun dari seorang kanak-kanak. Kalau bermuzakarah dia tidak memperlihatkan bahwa dirinya pandai sehingga tidak merasa bangga diri Kalau ada yang memuji orang lain di hadapannya dia tidak sakit hati sebab dia faham bahwa kuasa hak Allah yang melebihkan dan mengurangkan nikmat pada hamba-hamba-Nya.
19. Kalau ada orang lain menyelesaikan kerjanya, dia tidak menggerutu sebab dia merasa dia dibantu.
20. Kalau dia digemari oleh banyak orang, dia tidak merasa bangga sebaliknya dia bimbang kalau hal itu membuat dirinya riya’.
21. Dia tidak makan seorang diri. Kalau memberi bantuan pada seseorang, tidak di hadapan orang lain. 22. Beramal dan betul-betul beribadah karena Allah bukan lagi karena Syurga atau Neraka..
Keistimewaan hati manusia
Kitab Keajaiban Hati
Keistimewaan Hati Manusia
Ketahuilah! Allah memberi nikmat kepada sekalian binatang,selain manusia.kerana itu binatang juga mempunyai nafsu syahwat dan amaran.mempunyai indra bathin .seekor kambing yg melihat serigala dgn mata akan mengertilah hati nya bahwa srigala itu adalah musuh nya,sehingga ia lari daripada nya,yg demikian itu adalah pengetahuan bathin.
Disini saya hendak menyebutkan hal hal istimewa mengenai hati manusia,yg dgn nya manusia dapat memperoleh kehormatan yg besar dan memperoleh hak untuk mendekat kpd Allah Ta'ala.Untuk itu mari kita kembali kpd dua masalah yaitu Ilmu dan Irodah(kemahuan).
a-ILMU ialah mengetahui segala urusan duniawi dan uhrowi dan hakikat (kenyataan) yg berhubungan dgn akal.sesungguh nya ilmu itu adalah termasuk urusan yg ada disebalik perasaan yg tidak dimiliki oleh binatang.semua ilmu- ilmu yg perlu itu adalah merupakan keistimewaan yg khusus bagi akal.kerana manusia telah menetapkan bahwa , seorg itu tak mungkin berada didua tempat dlm satu keadaan ketetapan ini berlaku bagi setiap org.Dan diketahui bahwa yg dapat ditangkap oleh indra itu hanya sebagian dari beberapa org saja,oleh kerana itu kesimpulan yg ditujukan kpd semua org adalah melebihi dari apa yg dapat diketahui oleh indra.Apabila hal ini dapat difahami dlm ilmu lahir yg penting, maka dalam segala hal ini akan lebih jelas.
b-Irodah (kemahuan)
Apabila akal dapat mengetahui akibat dari sesuatu hal yg mengetahui pula jln untuk memperbaikinya maka akan tergeraklah dari akal itu satu keinginan kearah kemasaalahtan,mencari sebab -sebab nya berkehendak kpd nya. Yang demikian itu bukanlah kehendak syahwat dan bukan pula kehendak binatang,bahkan berlawanan,kerana syahwat itu menghindari (lari) dari berbetik dan berbekam sedang akal menghendakinya, ia minta berbetik dan berbekam dan ia menyerahkan wang untuk kepentingan itu.Nafsu syahwat menginginkan makanan yg lazat-lazat dikala dirinya sedang sakit,sedang akal tidak,ia menahan dirinya dari memakan yg lazat-lazat itu.Dan yg demikian itu bukan lah menahan syawat.
Allah menjadikan akal yg dapat mengetahui akibat dari segala urusan itu andaikan tidak disertai dgn menjadikan suatu daya pendorong yg dapat menggerakkan semua anggota badan sepanjang keputusan akal,maka akan sia sia lah apa yg telah menjadi keputusan akal tersebut.Oleh kerana itu hati manusia di istemewakan dgn adanya Ilmu dan Irodah ( kemahuan ) yg kedua-duanya tidak terdapat dlm sekelian binatang dan juga tidak terdapat pada anak di permulaan fitrahnya ,baru terdapat apabila anak tadi menginjak dewasa.Adapun syahwat,amarah,indra lahir dan bathin,maka itu semua sudah terdapat pada diri anak anak.
Baik dan buruk manusia itu ditentukan oleh hatinya.Org yg ingin menjadi hamba Allah yg baik, maka langkah pertama yg haruskan ialah memperbaiki dan membersihkan hati. Org tidak mungkin dapat memperbaiki hati, apabila ia tidak mengerti dan tidak mengenal hati itu.Kerana itu pengetahuan tentang hati dan hakikat sifat-sifatnya, merupakan pokok ajaran Agama dan menjadi dasar bagi org-org yg menuju kepada Tuhan.
Nabi s.a.w. bersabda, "Jauhilah sifat dengki kerana dengki itu memakan segala kebajikan seperti halnya api memakan kayu bakar." Nabi s.a.w. bersabda,
"Ucapkan lah kepada manusia kata -kata yg baik,nescaya engkau beroleh bahagia pada hari kiamat." Ahi fikir Islam berkata,
"kalau org menghina kita ,bukan kita terhina, yg sebenarnya org itu telah menghinakan dirinya sendiri." WASALAM
Tentara hati

Rahasia keajaiban hati
Kitab Keajaiban Hati
Rahasia Keajaiban Hati
KEAJAIBAN HATI
Sahabat sekalaian ketahuilah bahwa :
“sesungguhnya manusia itu siap untuk mengenal Allah, dengan hatinya, bukan dengan angota-angota tubuh yang lain”.
Maka hatilah yang mengenal Allah dan hati pula yang mendekatkan diri kepada-Nya, hati yang beramal untuk-Nya, hati yang berusaha menuju kepada-Nya, dan hati pula yang menyingkapkan tabir penghalang terhadap sesuatu yang ada pada sisi-Nya. Sedangkan angota-anggota tubuh yang lain hanyalah menjadi pengikut atau pengiring, pelayan dan sebagai alat-alat pengkhidmatan kepada-Nya.
Dan hati mempergunakan angota-angota itu seperti raja mempergunakan hamba sahaya, dan laksana gembala mempergunakan ternaknya, dan seperti tukang atau pengrajin mempergunakan perkakasnya.
Hati diterima di sisi Allah, apabila ia selamat dan bersih dari selain Allah dan ia terdinding dari Allah, apabila ia tenggelam dalam selain Allah. Hatilah yang dituntut, hatilah yang diajak bicara, hatilah yang dimurkai. Dan hati pulalah yang merasakan bahagia dekat dengan Allah.
Maka beruntunglah manusia apabila ia dapat membersihkan hatinya. Dan hati itu pula mengalahkan dan mencelakakannya apabila ia mengotori dan menodainya. Pada hakikatnya hatilah yang taat kepada Allah, sedang ibadat yang dilakukan angota-angota badan adalah cahayanya.
Hati pula yang durhaka dan melawan Allah, sedangkan kejahatan yang dilakukannya yang mengalir keseluruh anggota badan adalah merupakan bekas-bekasnya.
Dengan gelap dan terangnya hati, nyatalah kebaikan dan kejahatan lahiriah, karena setiap bejana membayangkan apa yang ada di dalamnya.
Apabila manusia mengenal hatinya, niscaya ia akan mengenal dirinya dan apabila ia mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhannya. Sebaliknya apabila manusia tidak mengenal hatinya, niscaya ia tidak mengenal dirinya. Dan apabila ia tidak mengenal dirinya, niscaya ia tidak mengenal Tuhannya.
Barang siapa tidak mengenal hatinya, niscaya lebih tidak mengenal yang lainnya, karena kebanyakan makhluk tidak mengenal hati dan diri mereka, atau dibatasi antara hati dan diri mereka. Allah sesungguhnya membatasi seseorang dengan hatinya. Dan cara membatasi itu ialah dengan menghalanginya dari mengenal sifat-sifat hati dan cara-cara perputarannya antara dua jari dari jari-jari kekuasan Allah Yang Maha Pengasih.
Dan hati itu kadang-kadang menurun, kebawah sejauh-jauhnya, merendah ke ufuk setan-setan. Dan kadang-kadang meninggi naik ke atas ke puncak ketinggian, meningkat ke alam malaikat yang dekat dengan Allah. Orang-orang yang tidak mengenal hatinya sendiri, untuk diteliti dan dijaga serta tidak digunakan untuk mengintip sesuatu dari perbendaharaan alam malakut (abstrak), ia termasuk dalam apa yang dimaksud Firman Allah Surat Al-Hasyar 19:
Artinya: ” Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah manjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Nah, sahabat sekalian mengenal hati itu dan segala seluk beluknya sangat perlu bagi kita dan merupakan awal atau dasar ma’arifah kita kepada Allah serta merupakan pokok pangkal agama.
Saya percaya bahwa, keyakinan yang kita miliki sekarang pada dasarnya masi semu, kabur atau samar-samar dikarnakan adanya kabut yang menutupi diri kita untuk melihat hakikat kebenaran yang sebenarnya. Sehingga hal ini lah yang membuat kita tidak bersungguh-sungguh dalam agama, beramal, dan manjalankan perintah Allah. Sebab bagaimana mungkin timbul rasa sayang kita kepada Allah dan agamanya tanpa saling mengenal terlebih dahulu.
Faktor yang menghalangi pengenalan ini adalah dikarnakan seringnya kita menutupi diri dengan segala kesibukan, pergaulan yang membawa pada kemaksiatan dan perbuatan dosa, menyia-nyiakan waktu dengan kesenangan-kesenangan dunia. Yang tanpa kita sadari, karena itu semua kita telah lalai dari hakikat keberadaan kita yang sebenarnya, yang diberikan amanah oleh Allah untuk mengenal-Nya.
Kita tidak mempunyai rasa sensitif terhadap jeritan hati, bahkan mengabaikannya karena lebih mementingkan kesenangan dunia semata. Padahal hati itu menginginkan kasi sayang, perhatian dan cintanya Allah. Pendengaran kita tertutup terhadap bisikan kebenaran, mata kita buta terhadap tanda kekuasaan-Nya, dan kita tidak dapat melihat keberadaannya dari itu semua.
Sementara Allah tidak pernah tidur untuk memperhatikan kita, kasi sayang-Nya selalu ada untuk kita. Memberikan segala sesuatunya pada kehidupan ini, pernahkah kita merenungi bahwa kita sudah menyakiti hati-Nya.
Sahabat sekalian, beda halnya ketika kita sudah mengenal hakikat kebenaran itu, keyakinan dalam diri akan terpancar jelas, dan segala bentuk kesia-sian dunia tidak diperlukan lagi. Kita senantiasa akan menjaga diri untuk trus membina hubungan kasih sayang kepada Allah, bersandar kepada-Nya dan selalu rindu untuk bertemu dengan-Nya.
Sahabat sekalian, pengenalan diri kepada Allah adalah sebuah kemenangan yang patut dibanggakan, apabila kita mencapainya didunia ini dan merupakan simpanan kita untuk akhirat nanti. Maka bukalah pintu hati itu untuk menerima tanda-Nya dan lapangkanlah dadamu, sesungguhnya bila kita rindu kepada-Nya maka Dia lebih rindu lagi kepada kita. :)..
Jadi mari memulainya dengan mengenal hati itu..
Nah, sahabat yang ingin mencari cinta ini lah cinta yang sesungguhnya kekal dan abadi jika kita berusaha mempertahankannya. Bangkit lah hai remaja muslim dari kesia-sianmu itu, sesungguhnya Rabb mu sedang menunggumu. Mari bersama berdo’a semoga kita selalu diberi kemudahan dalam jalan ini, karena kelemahan kita sebagai manusia biasa tidak akan mampu berjalan lurus dengan kerikil yang kita tapaki, dan ranting-ranting kayu yang menghalangi. Maka bersabarlah Allah Maha Penyayang…

Mutiara hikmah
Makna al-Nafsu, ar-Ruh, al-Qalbu, dan al-Aqlu
Penjelasan Qolbu,Ruh, Akal Dan Nafsu APA ITU HATI (QOLBU) ? Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu) itu adalah segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini tidak salah karena didasarkan pada sabda Rosululloh Saw sebagai berikut : Artinya :
“… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati (qolbu) “. (Riwayat Bukhori dan Muslim) Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang sangat mendasar yang diajarkan oleh Rosululloh Saw kepada umatnya yang pada waktu itu masih kental dengan kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang sulit difahami secara akal.
Adapun maksudnya agar umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran. Menurut penjelasan K.H. Zainal Abidin Bazul Ashab (Pimpinan Pondok Pesantren Az-Zainiyyah, Nagrog – Sukabumi) bahasa yang digunakan oleh Rosululloh Saw dalam hadits di atas merupakan kepiawaian komunikasi artinya yang dimaksudkan oleh beliau bukanlah hati yang berbentuk segumpal darah itu, akan tetapi tempat atau mahalnya berada tepat di bagian tersebut.
Qolbu adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong kemudian kita bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal daging yang disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari kemudian kita temukan di dalam perut hewan yang sudah dibedah tersebut ada daging qolbu.
Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka pasti di salah satu warung makan atau restoran itu ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging hati. Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goring daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula berbentuk segumpal daging. Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a adalah ruh, akal atau nafsu.
APA ITU RUH ?
Firman Alloh Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 : Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". Dalam kitab sirrurl asror karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut :
Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, ruh siapa? Ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Alloh firmankan dalam hadits qudsi :
“Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”. Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur kenapa disebut nur ? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda beliau Saw :
“aku dari Alloh dan makhluk lain dari aku”. Dari ruh Muhammad inilah Alloh menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Alloh dari bumi yang tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Alloh menitipkan ruh dari-Nya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Alloh akan mengambil kembali titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Alloh bertanya kepada semua ruh : “Alastu birobbikum?” (Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?) Ruh-ruh menjawab : “Benar, Engkau adalah Tuhan kami”. (Al-‘A’raf 172). Tapi sayang banyak ruh yang lupa dengan perjanjian awalnya terhadap Alloh Swt, sehingga mereka terlena dan betah tinggal di dalam jasad sebagai tempat terendah bagi mereka. Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya.
Oleh karena itu Alloh melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Alloh Swt. Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Alloh mewariskan tugas ini kepada para ulama yang sholih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Alloh berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa mereka? Mereka adalah para wali Alloh. Para wali Alloh sebagai ahli bashiroh telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Alloh, mereka itulah yang disebut ahli ruhani.
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :
(1) Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illalloh”.
Ruh ini dinamakan oleh ahli Tashowuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Alloh Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Alloh. Ruh Al-Qudsi telah Alloh tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya kecuali Alloh. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Alloh dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
(2) Ruh Sulthon, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Alloh dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Alloh). Tempatnya adalah di sorga ketiga yaitu sorga firdaus.
(3) Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Alloh Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan did lam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga tingkat ke dua yaitu sorga na’im.
(4) Ruh Jismani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani Alloh telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah (pertolongan Alloh), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Alloh), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Alloh) begitupula karomatul kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang di udara, menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat rahasia badan dsb. Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di sorga ma’wa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup (rahasia) maupun secara terbuka. oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia kea lam terendah adalah agar manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Alloh dan mencapai darajat (kembalinya manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu ditanamkan bibit tauhid di lading hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Alloh Swt. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.
APA ITU AKAL ?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan. Semoga Alloh senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah firman Alloh berikut :
Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Al-Maaidah ayat 58) Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan :
“robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah ciptakan itu sia-sia. Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat. Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan goring atau pepes ikan mas ? ketika kita makan dibagian kepalanya akan terdapat yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan otak seperti yang ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal.
Jadi jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Alloh firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. Dalam ayat di atas Alloh menggunakan kata qolbun untuk menyatakan akal.
APA ITU NAFSU ?
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Alloh surah At-Takwir ayat 7 : Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”. Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
(1) Nafsu Amaroh Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit 2.
Al-Hirsh artinya tamak atau rakus 3.
Al-Hasad artinya hasud 4. Al-Jahl artinya bodoh 5.
Al-Kibr artinya sombong 6.
Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
(2) Nafsu Lawwamah Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa (3) Nafsu Mulhimah Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
(4) Nafsu Muthmainnah Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
(5) Nafsu Rodhiyah Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
(6) Nafsu Mardhiyah Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
(7) Nafsu Kamilah Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU
Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita lihat bersama apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya :
qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”. Tidak salah apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena ketika seseorang meninggal maka qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa ketika masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram, menyesal, marah maka setelah meninggal perasaan di mayat itu hilang, dia tidak merasakan apa-apa lagi. Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat itu.
Setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi tidak berdetak lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi. Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul karena setelah meninggalnya seseorang maka mayat orang tersebut tidak akan berfikir lagi dan tidak akan faham lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu pernah dipelajarinya selagi hidup. Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul.
Karena nafsu itu adalah unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki keinginan-keinginan baik maupun buruk. Dengan demikian setelah menjadi mayat maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya sehingga dia tidak memiliki keinginan apapun. Sekarang dapat kita simpulkan kalau semua jawaban tersebut adalah benar, maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Al-Ghozali r.a : qolbu, ruh, akal dan nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun).
Langganan:
Postingan (Atom)